PENULIS : Erikson Siburian dan Miko Laurensus Marpaung.
Mahasiswa STIEDharma Putra Pekanbaru.

Pendahuluan
Untuk mengetahui suku dayak yang ada di pulau kalimantan, tentu sudah banyak tulisan atau penulis yang membuat karangan tentang suku dayak. Tulisan dibuat berasal dari berbagai sumber terdahulu yang ditulis para penulis diatasnya, katakanlah dari generasi terdahulu.
Berbicara tentang suku dayak, kita harus mencari informasi dari berbagai sumber, baik tulisan dan karangan dari berbagai literatur, maupun ke para nararumber secara langsung di berbagai wilayah daerah aliran sungai (das) yang banyak di pulau kalimantan. Para narsum pun harus berasal dari berbagai daerah berbeda, sub suku berbeda, ke arifan lokal berbeda, lintas generasi berbeda, adat dan budaya berbeda, maka secara menyeluruh kita harus banyak menelusuri berbagai wilayah yang di tempati oleh beragam etnis suku dayak.
Seperti pernah di tulis oleh seorang penulis yang pernah melakukan penelitian ke berbagai wilayah di pulau kalimantan, akhirnya dia mengatakan “dayak adalah nama kolektif untuk berbagai suku asli di Kalimantan “.
Maka untuk mengenal sekilas tentang suku dayak ,penulis mencoba merangkum sedikit kilasan yang didapat dari berbagai sumber lisan (ceritera dari beberapa
ketua suku, tetua adat) maupun bersumber dari tulisan dari berbagai pengarang buku-buku tentang suku dayak.
Asal usul nama Suku Dayak.
Pada masa penjajahan bangsa belanda di Indonesia, para bangsa belanda yang menempati pulau kalimantan kala itu melakukan ekspansi di pulau borneo dan mendapati berbagai etnis suku dayak yang tinggal di aliran sungai di hutan dan memberi nama dayak borneo. Dan banyak terlihat
penduduk memiliki mata pencaharian sebagai nelayan sebagai bahan baku makanan.
Oleh sebab itu yang memberi nama suku dayak adalah bangsa penjajah (belanda).
Asal usul suku dayak.
Suku dayak berasal dari imigran yang darang dari Provinsi Yunnan, Tiongkok Selatan. Mereka berimigrasi ke Semenanjung Malaysia, kemudian kepulau kalimantan bagian utara.
Namun ada banyak teori yang berpendapat bahwa nenek moyang suku dayak berasal dari beberapa gelombang migrasi.
Gelombang pertama adalah ras Australoid, kemudian disusul ras mongoloid.
Ada juga teori persebaran yang menyatakan bahwa nenek moyang suku dayak berasal dari sungai Yangtse Kiang, sungai Mekong, dan sungai Menan di Provinsi Yunnan itu.
Pembaguan Ras Etnis Suku Dayak.
Ada memang banyak versi tentang suku dayak secara umum.
Dari berbagai sumber yang dikarang para penulis buku tentang suku dayak ,ada yang menyebutkan suku dayak memiliki 268 sub suku, yang terbagi menjadi 6 (enam) rumpun, yaitu Rumpun Punan (rumpun ini merupakan rumpun tertua diantara sub suku dayak) ,Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut dan Rumpun Ot Danum Ngaju.
Seorang tokoh Kayan juga menjelaskan bahwa suku dayak adalah ras Indo China yang ber imigrasi ke Indinesia pada abad ke 11.
Namun ada beberapa peneliti mencoba membagi versi berdasarkan sudut pandang masing-masing:
*Versi pertama. (DR. Malinckrodt, 1928) ,Malinckrodt adalah ,warga keturunan belanda yang merupakan penulis buku
De zas stamen ras, artinya ada enam ras besar suku dayak.
Klarifikasi ini karena berdasarkan kesamaan hukum adat : (1) Kenyak-Kayan-Bahau ,(2) Ot Danum, Ngaju,Mayan , Dusun dan Luangan, (3) Iban, (4) Murut, (5) Klemantan, (6) Punan, Basap, Ot dan Bukat.
*Versi kedua, (Stihr, 1959) ,mengklarifikasi, dayak berdasarkan kesamaan upacara adat kematian, dan klarifikasi sama dengan versi pertama.
*Versi Ketiga, (Riwut, 1958) .mengklarifikasi suku dayak dalam 18 group,terdiri dari 403-450 sub etnis : (1) Group Ngaju terdiri dari:Ngaju ,Maanyan Luangan, Dusun ,(2)Group Apau Kayan, Kenyah, Kayan, Bahau : (3) Group Murut terdiri dari Idaan (dusun). Tidung, dan Murut.(4) Group Punan : Basap, Punan, (5) At ,(6) Group Ot Danum.
*Versi keempat ,(Kennedy, 1974) ,mengklarifikasi dayak kedalam, (1) Kenyah, Kayan, Bahau, (2) Ngaju, (3) Land Dayak ,(4) Klemantan ,Murut,(5) Iban, dan, (6) Punan.
* Versi Kelima oleh Sellato (1989) ,membagi Dayak berdasarkan nama-nama sungai besar, dimana nama group tersebut bertempat tunggal, yaitu : (1) Melayu, (2) Iban, (3) Barito ,(4) Bidayuh, (5) Sabah-Dusun-Kadasan, (6) Kayan-Kenyah, (7) Penan, (8) Kelabit-Lun Dayeh-Lun Bawang-Murut Bukit-Kajang, Berwan-Melanau.
* Selain berada khususnya di Kalimantan, penyebaran etnis suku dayak juga ada di negara lain yang berdekatan dengan Indonesia, sebut saja Serawak ,Kucing (Malaysia).
* Dalam sejarahnya, suku dayak pernah memiliki kerajaan sendiri, namun akhirnya di kalahkan oleh kerajaan Majapahit. Sejak itu orang dayak mulai memeluk agama, seperti Islam, Kristen, dan agama lainnya ,sehingga mereka sebagian meninggalkan adat dan budaya dayak dan bergabung dengan Suku Melayu dan Suku Banjar.
* Dari banyaknya etnis suku dayak yang menyebar terpisah diberbagai wilayah, menyebabkan timbulnya perbedaan adat isttiadat, budaya,agama atau kepercayaan aslinya.
*
Namun secara umum hampir semua etnis suku dayak memiliki adat dan budaya yang hampir sama, walaupun secara spesifik memiliki perbedaan, tergantung wilayah daratan dan aliran sungai yang mereka tempati.
BAHASA SUKU DAYAK
Bahasa sehari hari suku dayak tergantung nama suku yang mereka miliki.
Misalnya suku Ngaju, maka bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Ngaju, demikian juga bahasa Maanyan, yang mereka pakai adalah bahasa Maanyan, dan seterusnya. Maka jumlah bahasa dayak, tentu sesuai dengan jumlah suku suku dayak secara keseluruhan.
Dari 6 (enam) ras besar suku dayak, apabila satu ras memiliki puluhan sub suku, maka jumlah sub suku bisa mencapai beberapa ratus, berarti akan memilki beberapa ratus bahasa yang berbeda beda. Kalau di total sesuai jumlah sub suku dayak, maka jumlah bahasa dayak hampir mencapai 500 bahasa.
AGAMA YANG DIANUT SUKU DAYAK
Suku dayak khususnya menganut kepercayaan. Pada awal mula leluhur dan nenek moyang suku suku dayak menganut kepercayaan yang kalau di kalimantan tengah adalah kepercayaan kaharingan. Namun seiring berjalannya waktu, dan akibat adanya perkawinan dan asimilasi dengan suku suku lain, maka terkadang pindah ke agama lain, seperti Islam, Kristen dan agama lainnya, tetapi adat dan istiadat dan budaya hanya sedikit mengalami pergeseran.
Untuk mengenal suku dayak lebih jauh, maka kita harus mengetahui ciri khas suku suku dayak ,baik adat maupun budaya mereka secara umum, yang bersifat mendasar sebagai persamaan yang mereka miliki.
Adapun ciri khas suku dayak, adalah :
Berikut ini berbagai ciri khas dari suku Dayak.
1. Mistis
Suku Dayak yang tinggal di bagian pedalaman Kalimantan sejak zaman dahulu terkenal dekat dengan hal-hal mistis. Salah satunya yaitu Manajah Antang yang merupakan cara untuk mengetahui keberadaan musuh dengan menggunakan bantuan dari arwah nenek moyang.
2. Rumah Betang
Masih banyak suku dayak yang tinggal di rumah adat bernama Rumah Betang. Arsitektur dari rumah adat ini mirip dengan rumah panggung. Ketinggiannya mencapai 5 meter di atas tanah.
6 keluarga dengan arti bahwa tolong menolong dan kebersamaan adalah prinsip dasar yang dijunjung suku ini.
3. Tato
Suku dayak mempunyai tato di berbagai bagian tubuhnya, khususnya pada pria. Bagi mereka, tato adalah bentuk seni, religi, tradisi, hingga status sosial. Pemilihan tato pun tidak asal, harus memperhatikan arti dan makna menurut kehidupan masyarakat.
4. Agama
Suku Dayak memeluk kepercayaan Kaharingan, yaitu agama yang berasal dari nenek moyang. Namun hingga saat ini hanya 10 persen masyarakat Dayak
yang meyakini agama tersebut. Sebagian besarnya kini beragama kristen protestan.
5. Tarian
Suku Dayak mempunyai tarian khas yang biasanya menceritakan berbagai kisah dalam kehidupan. Misalnya, tarian Balean Dadas berkisah tentang permohonan sembuh dari sakit dan tarian Tambun mengusung tema
kepahlawanan.
6. Baju Adat
Baju adat laki-laki suku dayak mempunyai nama King Baba. Pakaian tersebut terbuat dari kayu pohon ampuro dan kapuo. Selain itu juga terdapat ikat kepala yang terbuat dari serat kulit kayu dan bulu burung enggang.
Sedangkan, baju adat perempuan bernama King Bibinge. Pakaian yang berbentuk kemben tersebut dihiasi manik-manik tradisional Dayak. Selain itu juga terdapat aksesori yang terbuat dari pitalan akar tanaman tengang.
7. Upacara
Ada banyak upacara maupun ritual khas suku Dayak. Salah satu upacaya yang terkenal yaitu upacara Tiwah.
Demikian ciri khas suku dayak di kalimantan tengah khususnya yang memiliki kesamaan dengan semua suku dayak umumnya.
Dan diakhir tulisan ini penulis mencoba sedikit mengambil benang merah tentang suku suku dayak yang memiliki sejarah pertemuan Tumbang Anoi di tahun 1894 ,yang merupakan sejarah penting dari bangsa Indonesia dimasa penjajahan belanda.
Perjanjian Tumbang Anoi bertujuan mengakhiri pertikaian antar suku2 dayak dimasa itu, walau pada dasar sebenarnya adalah agenda terselubung dari pemerintah Hindia Belanda agar suku2 dayak yang berada di hulu hulu sungai (pedalaman) dapat di netralisir, karena sebagian besar masyarakat dayak yang berada di muara dan pantai sudah bisa mereka pengaruhi atau kuasai. Namun ada sedikit manfaat dari perjanjian itu adalah, masyarakat dayak berjanji untuk menghargai satu sama lain dalam hal keyakinan dan atau agama yang dianut masing masing, selanjutnya perbedaan agama tidak boleh memecah belah dan tidak boleh karena memeluk suatu agama berakibat bukan lagi sebagai suku dayak.
Dengan adanya perjanjian damai Tumbang Anoi ternyata mampu mempererat persatuan masyarakat Dayak di seluruh pulau kalimantan.
Demikian sedikit atau sekilas tentang Suku Dayak Kalimantan, kiranya dapat sedikit memberikan gambaran bahwa masyarakat dayak yang beragam tetap memiliki kesamaan adat dan budaya, dan itulah yang mempersatukan masyarakat dayak sehingga bisa berbaur dengan suku-suku lain di Indonesia dalam bingkai NKRI.
PENULIS : Erikson Siburian dan Miko Laurensus Marpaung.
Mahasiswa STIEDharma Putra Pekanbaru.